Beres sarapan, jam 8 pagi kita sudah dijemput kembali sama Bang J buat ke Gili. Jadi ternyata, Gili itu adalah sebuah group dari tiga rangkaian pulau yaitu : Gili Air, Gili Meno dan yang paling besar... Gili Trawangan. Nggak boleh ada kendaraan berbahan bakar di pulau pulau ini, jadi masih kerasa banget alaminya , nggak berpolusi dengan udara yang bersih dan segar. Jarang jarang kita bernafas dengan udara seperti ini setiap harinya.
Oiya, ini juga kali pertama buat gue dan Bagol sebagai orangtua, ikut sebuah rombongan kapal untuk snorkeling. Terakhir kali kami snorkeling bersama itu di Karimun Jawa dan Pulau Macan, dimana disana kami pakai jasa private snorkeling sendiri. Jadi satu kapal itu buat kami doang. Sehingga kami bisa leluasa menentukan kapan waktu snorkeling, kapan juga waktu itu selesai. Maklum anak anak kan kita nggak ada yang tahu gimana ya kan.
Maka ketika saat ini, kita tahu kita akan terikat oleh jadwal, kita akan bersama sama dengan orang lain apapun yang terjadi, kita cukup deg degan. hahaha. Kakak Adia sih sudah bisa dikondisikan.. Adik Carra masih cukup dini untuk mengerti.
Namun memang ternyata, your kids are who you think they are.
Kita memulai perjalanan dengan menunggu diberangkatkannya kapal lokal dari dermaga Lombok ke dermaga di Gili. Dengan tarif 20,000 per orang, satu kapal mungkin berisi sekitar 60 orang dengan ragam latar belakang. Ada yang memang turis lokal, namun kebanyakan adalah warga sekitar yang membawa ikan, barang dagangan, bahkan sepeda dan berbagai perlengkapan.
Kapalnya sendiri bukan kapal yang bagus dan ber AC, namun leganya penumpang tidak diperbolehkan merokok di dalam kapal.
Pagi di Gili |
In the Local Boats |
Sampai di Gili kita harus menunggu cukup lama sampai kapalnya terisi penuh. Mungkin kira kira 40 menit sampai kapal diberangkatkan. Isinya adalah sekitar 30 turis yang sebagian besar adalah turis luar. Deg degan anak anak rewel makin menjadi jadi hahaha.
Anak anak lumayan bosan menunggu lama, maka akhirnya kita foto foto |
Masing masing Adia dan Carra punya perlengkapan snorkeling sendiri haha |
Beres snorkeling disini Adek Carra nangis nangis karena katanya mau berenang sama Kakak. Tapi nangis nangisnya kalah sama suara ombak sampe dia ketiduran sendiri :D
tempat kedua snorkeling point kita adalah Turtle Points. Jika kita beruntung, kita bisa melihat Sea Turtles berenang disini. Tapi ternyata arusnya cukup besar... gue turun bareng Adia dan cukup panik karena terus terbawa arus. Kalo nggak ada Adia gue udah pasti teriak minta tolong dengan lebay hahaha. Karena ada Adia gue harus tetep usaha buat tenang dan bilang sama Adia,
"Adia disini arusnya kencang, kita balik ke kapal aja yuk!" Untungnya Adia setuju dan mengiyakan. Bye Bye Sea Turtles!
Lalu kita stop sebentar di Gili Meno untuk makan siang dan beristirahat.
Disini adek Carra nangis nangis lagi karena WCnya kurang bersih dan dia ingin pipis. hahaha. Akhirnya kita mengalami negosiasi alot yaitu dengan cara Adek tetap pipis tapi menutup matanya dan membayangkan hal - hal yang adek suka. Untungnya Adek setuju! Phewww
Beres pipis kita makan. Sebenarnya kita sudah diberikan makan siang mie goreng/nasi goreng sesuai paket. Tapi Kakak Adia dan Adik Carra pengen nambah pizza. Peraturan pertama untuk traveling dengan toddler adalah : MEREKA HARUS KENYANG. hahahaha
So Pizza as you wish, kiddos. |
Kapal kemudian berangkat ke Simon's Reef, destinasi terakhir kita hari itu karena cuaca yang semakin mendung dan arus yang semakin kencang.
Simon's Reef ternyata sangat menyenangkan! Karena... banyak ikaaaann...
Waaah Kakak Adia terkagum kagum berenang disini, arusnya sedikit, bisa bebas kasih makan ikan ikannya, bahkan kita terpesona dengan kemampuan para diver lainnya.. kok ya pada jago jago amat berenangnya ya hahaha. Such a one fine snorkeling time.
Deg degan kita dijawab dengan sangat kooperatifnya anak anak. Adek Carra nangis sedikit mah wajar. Dari pengalaman ini mereka belajar untuk ber empati, mengelola emosi untuk bersabar juga adaptif dengan segala kondisi yang ada.
kembali ke Gili Trawangan, anak anak tergoda buat mencoba Cidomo. Sebuah alat transportasi yang dikendalikan oleh kuda tapi rodanya adalah ban mobil. Iya kayak delman gitu, tapi di Lombok namanya Cidomo. tarif naik Cidomo untuk mengelilingi Gili Trawangan adalah 150,000 Rupiah. Maaf anak anak, secintanya ibu sama kalian, tapi harga itu nggak masuk akal... hahaha
Setelah bilas di sebuah tempat di Gili Trawangan, kita kembali ke Lombok lagi lagi dengan menggunakan kapal lokal. Sampai Lombok baru deh kita naik Cidomo ke tempat parkir mobil dengan biaya 20,000 IDR. Disinilah ibu dan ayah baru akan setuju. 😀😆
Hari di Gili sudah selesai mari kita makan malam. Kita dibawa ke sebuah tempat SATE PALING ENAK yang bernama Sate Rembiga.
Bentuknya emang nggak instagrammable. Tapi rasanya Masha Allaaahhh |
Sampai di hotel kita mandi leyeh leyeh sebentar lalu ngemil pizza lagi di Basilico Restaurant, restoran hotel yang terletak di pinggir pantai. Awalnya kita duduk di pinggir pantai, 5 menit kemudian kita masuk karena kayaknya anginnya kekencengan #anaknorak hahaha
Post a Comment