Pepenero VS Sate Ayam


Jadi ceritanya sabtu kemaren bagol mau rencana traktir gue dari gaji pertamanya di StanChart. Sekalian mau bahas konsep wedding kita yang rencananya bakal spektakuler, kita memutuskan mau nongkrong di kafe mana yang asyik dan nyaman.


Gue : Pepenero Wisma Karya aja bun, aku mau coba makan disana,
Bagol : (Disaat bersamaan) Burger and Grill Kalimalang lampu merah aja bun!

OK. Selera yang sangat berbeda. Guenya macem macem, dianya irit. hehe
Akhirnya gue yang menang, kita ke Pepenero (ya eyalah).
tempatnya asyik! Cozy plus lagunya Oasis semua, Bagol jadi suka banget sama ni tempat, harganya juga ga begitu mahal ( 120,000/orang uda dapet appetizer, pizza, pasta, dessert plus minum es lemon 2 gelas)

tapi ternyata seiring waktu berlalu, kita semakin sadar bahwa restoran ini doesnt belong to us. Mulai dari ga bisa make vinegar dan olive oil ke salad-daging-bulet"-cincang-mentah kita, pizza dan bubuk cabe yangg hmmm yayaya, pastanya not so bad (enakan warung pasta kemang tapi), oh es lemonnya enak! hehe sampe ke musiknya yang sudah BERUBAH. dari pure Oasis ke Led zeppelin bentar langsung ke Italiano concerto sepanjang malam. Semakin malam juga semakin bule yang datang, tentu saja dengan fancy dress and suit mereka (bagol pake celana pendek dan gue sweater dengan sifat kampungan gue yang takut kedinginan sama AC.)


dan akhirnya bagol bilang,

"Bun abis ini temenin aku makan sate ayam kalimalang yuk."
Gue menyerah kalah, "Yuk. aku juga pengen. 2 porsi."

Post a Comment

My Instagram

Made with by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates