Soul Refreshing

Senin kemaren gue sempet diajak sahabat gue buat wisata jiwa. Gue diajak ke panti asuhan balita di daerah Cipayung bernama Panti Asuhan Tunas Bangsa. Aduh sebenernya nulis ini ga ada maksud pamer kayak salah satu yang ngakunya sosialite di twitter kemaren, gue nulis ini karna seumur hidup... baru kemaren yang namanya gue dateng ke Panti Asuhan, dan gue pengen share gimana rasanya...

Pas gue dateng sore itu, suasana panti asuhan cukup ramai. Gue bersama sahabat gue mulai mengangkut sumbangan susu, pampers dan beragam kebutuhan lainnya yang sudah kami kumpulkan. Sempet jiper juga pas ngisi daftar sumbangan, karna pas ngeliat banyak banget yang menyumbang sembako + uang tunai 5 juta... 8 juta.. sementara kita... yah namanya juga baru dikit ya ngumpulin temen temen yang mau nyumbangnya. Oh ga ngeles kok, :P



Panti Asuhan Tunas Bangsa dibagi oleh beberapa ruangan dan kelompok. Dari 0 -6 Bulan (mulai berkaca kaca mikir kok tega ada yang ngebuang anaknya abis lahir begini), 6 - 1.5 Tahun dan 2 - 5 Tahun. Total semua anak disana berjumlah 69 orang. Mereka semua terlihat gembira, gak jarang mereka mengajak pengunjung ngobrol, menggandeng pengunjung tanpa ragu, meninggalkan tetes air mata yang udah ga ketahan lagi buat kami semua. Mungkin mereka belum tahu sebenarnya di dunia luar seperti apa... Dan bakal kayak gimana nantinya..

Daftar Bayi usia 0 - 6 Bulan
.

Daftar Bayi 6 - 2 Tahun


Suasana Ruang Bermain usia 2 - 5 Tahun
Hati gue kayak kesayat pisau ketika memperhatikan bahwa jumlah anak dan jumlah tenaga pengajar tidak sebanding. Bisa dilihat saat kelompok anak yang paling besar sedang makan bersama, ada yang masih disuapi (oh please jangan tanya gue gimana cara tenaga pengajar menyuapi mereka), ada yang bertengkar hingga mereka menangis meraung raung, dan ada yang jatuh dari atas meja kepala terlebih dahulu menabrak lantai... keadaan semrawut. Tenaga pekerja pun sibuk memegang piring dan sendok, sehingga yang jatuh pun tetap di lantai menangis sendiri... yang bertengkar pun tidak ada yang melerai, menangis berdua..
Gue ga menyalahi sepenuhnya cara tenaga pekerja tersebut bekerja, ya gue tau gimana rasanya mengurus anak dan gue tahu para tenaga pekerja sudah mengerahkan kemampuan maksimal mereka, tapi tetap saja, anak anak itu tidak mendapatkan perhatian yang cukup, dan yang paling penting... kasih sayang..


Tubuh gue mulai menggigil ketika si anak yang kepalanya terbentur lantai mulai  mendapati ART gue Arini yang sedang melihat penuh iba ke arahnya dari luar kaca ruang makan.
Anak itu lalu berlari keluar begitu saja ke arah ART gue, ga menghiraukan pengajarnya yg berteriak jangan, dia mencoba memeluk ART gue, minta perlindungan... minta hanya sekadar didiamkan... atau diusap kepalanya yang sakit terbentur,,, atau bahkan dipeluk.
Sang pengajar menariknya agar segera masuk kembali ke ruangan makan, tapi bocah itu tak bergeming.. tetap ingin dipeluk oleh Arini... Wajahnya memelas ingin disayang..
Tangis Arini pecah, gue nutupin wajah gue pake kedua tangan sambil memeluk Adia.


So guys,
Sejelek apapun, Semiskin gimanapun, Walaupun lo penuh kekurangan... tetep.
Punya orangtua adalah anugerah terbesar yang harus lo syukuri di dalam hidup ini..

How do you feel if you were one of the babies?

Post a Comment

My Instagram

Made with by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates