Penumpang KRL Saat Hamil

Lagi heboh postingan tentang seseorang berinisial D yg sempet memposting status di Path tentang betapa bencinya dia dengan ibu hamil yg menyusahkan dan meminta duduk. Padahal D sendiri sudah usaha berangkat dari jam 5 pagi buat dapet tempat duduk tersebut krn kantornya jauh di Kota. Hmmmm...
Bikin gue mau cerita dari sisi pandang gue. *Padahal nggak ada yang nanya ya HAHAHA* 


Saat hamil Adik Carra kemarin, gue keukeuh mau naik kereta selama kehamilan. Kenapa ? Karna emang jiwa anak angkot mudah, murah dan cepat. Belum bisa beli rumah di Senopati, maka perjalanan dr rumah ke kantor sedikitnya bisa memakan waktu 2 jam. Gue harus berangkat paling telat jam setengah 6 dr rumah kalo mau aman, dan duduk selama itu di mobil juga bikin pilihan yg gampang. Biasanya turun turun punggung belakang gue malah sakit banget.

Pulang dari kantor juga begitu. Kalo lg eneg banget bisa naik taksi *walau nunggunya amit amit lama bener apalagi kalo hujan* atau minta jemput Bagol  *yg kemaren dlm situasi ribet krn pengasuh Adia yg biasa pulang kampung sehingga gak bisa asal ninggalin Adia di rumah. Ngajak Adia jemput gue di kantor? nggak banget deh.*. Maka KRL lagi lagi adalah sebuah pilihan strategis. Perjalanan dr kantor sampai rumah hanya memakan waktu satu jam, paling lama satu setengah jam nggak peduli hujan atau tidak. Menyenangkan kan!
Gue juga pengen cepet cepet nyampe rumah dan gak mau menghabiskan waktu di jalan, walau mungkin lebih nyaman.

Banyak temen temen kantor gue yg bilang,
"Dewa jangan naik KRL lahh lagi hamil gitu, nanti desek desekan atau kedorong."
Itu emang konsekuensi gue, tapi toh walau hamil gue tetep masyarakat publik yang berhak memanfaatkan transportasi umum bukan?

Akhirnya solusi yang bisa gue pikirkan dari semua itu adalah, STRATEGI MENAIKI KRL YANG TEPAT UNTUK IBU HAMIL.
Kenapa perlu strategi segala?
Well yang biasa naik KRL pasti paham maksud gue, tapi bagi yang belum tahu, bisa gue ulang bahwa KRL itu adalah fasilitas termudah, tercepat juga termurah (Cuma 3500 IDR Depok Sudirman!) bagi penduduk Jabodetabek. Nggak heran penumpangnya SANGAT bejubel PARAH ABIS. Pernah gue post disini tentang pengalaman gue naik KRL, dan itu saat gue sedang tidak hamil. Maka ketika hamil gue nggak boleh egois karna ada calon bayi yang sedang gue bawa kemana mana.
Percayalah, sangat mudah untuk menyulut emosi penumpang KRL. Karena di keadaan capek pulang kantor/jualan/beraktivitas, isi sangat berdesakan apalagi jaraknya jauh, ada yang berkomentar :
"Aduh jangan dorong dorong dong!" Itu bisa jadi kayak berantem perang dunia pada satu gerbong wanita. HAHAHA.

Maka dari itulah, Strategi gue adalah :

1. Berangkat lebih pagi daripada jam gue biasa naik kereta. Hal ini dimaksudkan gue ke stasiun Depok Baru dulu baru ke Sudirman biar kondisi kereta tersebut masih gak terlalu ramai dan gue bisa dapat duduk. Meminta tempat duduk prioritas dalam kondisi ini juga lebih mudah. Gue tinggal berdiri aja di depan kursi prioritas, biasanya sih udah pada ngasih.

2. Mencari waktu dengan jarak lebih pendek pada kereta sebelum dan sesudahnya di saat pulang kantor.
Sehingga penumpang yang bejubelan sudah terangkut dengan kereta sebelumnya. Pulang tenggo sudah nggak mungkin, dengan volume penumpang sebanyak gitu, boro boro menuntut hak sebagai ibu hamil, masuk aja susah. HAHAHA.
Biasanya gue naik kereta yang jam 18.15. Karna kereta sebelumnya adalah jam 18.10. Selama 5 menit itu volume penumpang yg datang tidak sepenuh pada jam jam lainnya.

3. MINTALAH hak kita sebagai bagian dari kursi prioritas. Buang aja rasa nggak enak atau nggak nyaman itu. Gue biasanya langsung masuk ke gerbong campur (karna gerbong wanita sudah terlalu penuh), dan mencari pintu yg mengarahkan kita lebih dekat ke kursi prioritas. Sasaran gue biasanya lelaki yg duduk di kursi prioritas. Tinggal gue colek gak perlu gue ngomong biasanya mereka bakalan bangun sendiri. Kalo yang duduk disitu adalah cewek semua, gue biasanya ngomong dengan nada sok asyik bergurau renyah #Halah "Ada yang ngggak hamiiilll? Maaf yaaa boleh gantian nggak?"
Ya gue sih mikirnya, udah pada capek gitu kalo ditanya (walau sm ibu hamil) dengan nada jutek pasti akan senewen juga.

4. Ada yang tetep diem walau udah diminta? Pernaaahh. Gue nggak maksa dan gue jalan lagi ke kursi prioritas lain. Ada yg malah bilang ke gue, "Saya kan udah ngantri dari tadi mbak biar dapet duduk!" biasanya ini jadi sasaran gue. HAHAHA. Tinggal tunjuk tulisan kursi prioritas sambil teriak "Baca bu."
Ada yang pernah pura pura hamil? Adaaa bangeeett.. tinggal gue tanya dengan senyum manis, "Berapa bulan buuu??? Semoga sehat semuanya yaahh... karir kesehatan juga keluarga." #EAAAA #SokDiplomatis

5. Bantu ibu hamil lainnya ketika gue tau ada yg nggak hamil duduk di kursi prioritas adalah salah satu kerjaan utama gue di kehamilan ini.

Kesimpulannya empati emang harus tetep jalan. Baik buat ibu hamil, maupun buat yang nggak hamil. Cara kita meminta, cara kita memberi dan cara kita membantu orang lain adalah etika penting dalam berkereta.
Alhamdulillah selama hamil gue SELALU dapat tempat duduk berkat strategi jenius ini HEAKKAKAKAKK AUAH JENIUS. Alhamdulillah selalu dimudahkan.

Menurut gue justru masalah datang dari petugas KAI sendiri yang belum tegas dan kian melengkapi fasilitas untuk ibu hamil, lansia, disable person dan lain lain. Semoga transportasi umum di kota Jakarta semakin ramah buat penumpang deh ya, gue sih berdoa banget hal ini bakal ada agar jadi solusi utama buat semua .

1 comment :

  1. semoga PT KAI bisa tegas ya untuk menyediakan fasilitas ibu hamil

    ReplyDelete

My Instagram

Made with by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates